Cerita Indonesia

Cerita seru Indonesia berdasarkan sudut pandang penulis yang lahir dan bangga sebagai anak Indonesia.

Belajar

Kewajiban dan Kebutuhan Manusia untuk belajar tentang berbagai studi menarik bagi penulis, semoga kalian juga tertarik.

Pemrograman

Ilmu yang menarik dan sangat berguna bagi kehidupan komputasi penulis dan kalian semua.

Tutorial

Semua hal menarik dalam hidup yang perlu dilakukan dengan hati-hati dan diperlukan wawasan agar dapat melakukan sesuatu dengan mudah.

Resep

Hobi penulis dan ketertarikan penulis akan resep-resep ibu yang sangat lezat.

Gini Ratio (Ketidakmerataan) Indonesia Tahun 2025 serta Perbandingannya dengan Negara Lain

Gini Ratio Indonesia Tahun 2025

Rasio Gini adalah indikator yang dapat mengukur ketimpangan pendapatan atau pengeluaran penduduk di suatu negara atau wilayah tertentu. Perhitungannya didasarkan oleh kurva lorenz anatar kumulatif penduduk dan kumulatif pendapatan atau pengeluarannya. (DPR)
Badan Pusat Statistik sebagai lembaga resmi penyedia statistik dasar di Indonesia, menggunakan rasio gini untuk mengukur ketimpangan pengeluaran masyarakat sebagai pendekatan tidak langsung untuk melihat ketidakmerataan pendapatan masyarakat. Memang tidak dipungkiri bahwa untuk mendapatkan data pendapatan masyarakat yang akurat sangatlah sulit di lapangan karena seringkali rumah tangga cenderung menberikan data pendapatan lebih rendah dari sebenarnya yang diperoleh dan merupakan sesuatu yang tabu bagi masyarakat Indonesia umumnya memberikan data pendapatannya yang menurut mereka adalah rahasia untuk diketahui orang lain (petugas) sehingga data pendapatan yang diperoleh under estimate.” (Fajar, 2019). Lebih lanjut (Fajar, 2019) menjabarkan rumusan alternatif untuk mengukur gini rasio pendapatan berdasarkan gini rasio pengeluaran pada tulisannya, karena pada sesungguhnya pendapatan dan pengeluaran adalah dua hal yang sangat berbeda.

Rini et al (2022) memaparkan rumus Gini Ratio untuk mengukur tingkat ketimpangan pengeluaran sebagai proksi pendapatan, yaitu:

Hal ini sejalan dengan definisi World Bank yaitu Indeks Gini mengukur sejauh mana distribusi pendapatan (atau, dalam beberapa kasus, pengeluaran konsumsi) di antara individu atau rumah tangga dalam suatu perekonomian menyimpang dari distribusi yang benar-benar merata. Kurva Lorenz memplot persentase kumulatif dari total pendapatan yang diterima terhadap jumlah penerima secara kumulatif, dimulai dari individu atau rumah tangga termiskin. Indeks Gini mengukur luas area antara kurva Lorenz dan garis hipotetis kesetaraan sempurna, yang dinyatakan sebagai persentase dari luas maksimum di bawah garis tersebut.
Data penghitungan gini ratio world bank bersumber dari survei rumah tangga primer yang dikumpulkan oleh lembaga statistik pemerintah dan departemen negara Bank Dunia. Data mengenai distribusi pendapatan atau konsumsi berasal dari survei rumah tangga yang mewakili secara nasional. Jika data asli dari survei rumah tangga tersedia, data tersebut digunakan untuk menghitung proporsi pendapatan atau konsumsi per kuintil. Jika tidak, proporsi tersebut diperkirakan dari data kelompok terbaik yang tersedia. Data distribusi telah disesuaikan dengan ukuran rumah tangga untuk memberikan ukuran yang lebih konsisten atas pendapatan atau konsumsi per kapita. Tahun yang ditampilkan mencerminkan tahun pengumpulan data survei rumah tangga yang mendasari, atau bila periode pengumpulan data mencakup dua tahun kalender, tahun dimulainya pengumpulan data.
Nilai Koefisien Gini atau Gini Ratio berada pada rentang 0 hingga 1, di mana angka 0 menunjukkan pemerataan sempurna, sedangkan angka 1 menggambarkan ketimpangan sempurna, atau dapat pula dalam bentuk persentase 0-100. Secara lebih intuitif, gini ratio menunjukkan rata-rata proporsi pendapatan atau konsumsi yang perlu dipindahkan antara dua individu yang dipilih secara acak untuk mencapai kesetaraan. Nilai gini ratio dapat diinterpretasikan berdasarkan kategori berikut : (Anas et al, 2020)
GR < 0,4 : Ketimpangan rendah
0,4 < GR < 0,5 : Ketimpangan sedang
GR > 0,5 : Ketimpangan tinggi

Bank Dunia bekerja sama dengan Institute of Development Studies menentukan kiteria tentang penggolongan pembagian pendapatan, apakah dalam keadaan ketimpangan yang parah, sedang atau ringan. Kriteria tersebut menunjukkan bahwa (Chenery,1975 dalam Syamsuddin, 2011):
a) Jika suatu negara mempunyai 40% penduduk yang berpendapatan terendah dan memperoleh sekitar kurang dari 12% jumlah pendapatan negara, maka hal tersebut termasuk dalam keketimpangan yang tinggi.
b) Bila suatu negara mempunyai 40% penduduk berpendapan terendah, tetapi jumlah pendapatan yang diterima antara 12% -17% dari seluruhpendapatan negara, maka negara tersebut digolongkan sebagai negara dengan ketimpangan sedang.
c) Jika suatu negara mempunyai 40% penduduk berpendapatan terendah, tetapi jumlah pendapatan yang diterima lebih dari 17 % dari total pendapatan negara, maka ketimpangan negara tersebut termasuk rendah.

Contoh : 
Pada tahun 2022 (September), koefisien Gini di Indonesia sekitar 0,38, Hal ini berarti bahwa distribusi pengeluaran di Indonesia tergolong dalam ketimpangan sedang. Dengan kata lain, distribusi pengeluaran di Indonesia menyimpang 38,4% dari kondisi ideal (garis lurus 45° di kurva Lorenz).
Ilustrasi (bukan angka BPS asli) : Jika dibagi 5 kelompok penduduk (kuintil)
20% termiskin → hanya menguasai ±7% pengeluaran.
20% kedua → ±11%.
20% ketiga → ±15%.
20% keempat → ±22%.
20% terkaya → ±45%.

Dari data itu, dibuat kumulatif XXX dan YYY, lalu dihitung dengan rumus di atas. Jadi, nilai 0,384 berasal dari penjumlahan proporsi pengeluaran kumulatif penduduk, menunjukkan bahwa distribusi pengeluaran di Indonesia relatif timpang, meski tidak ekstrem.

Kasus 1: Pemerataan sempurna (Gini = 0) garis lurus 45° pada kurva Lorenz
Ada 10 orang, dan tersedia 10 potong kue, maka setiap orang mendapat 1 potong. Kalau kita hitung:
10% orang → 10% kue
20% orang → 20% kue
50% orang → 50% kue
100% orang → 100% kue
Kasus 2: Ada ketimpangan (misalnya Gini ≈ 0,38)
Ada 10 orang, tapi pembagian kue tidak rata:
4 orang termiskin → masing-masing cuma dapat setengah remah (total 2 potong).
3 orang menengah → masing-masing dapat 1 potong (total 3 potong).
2 orang agak kaya → masing-masing dapat 1,5 potong (total 3 potong).
1 orang terkaya → sendiri makan 2 potong.
Total tetap 10 potong, tapi distribusinya timpang.
40% orang termiskin hanya dapat ±20% kue.
20% orang terkaya dapat ±30% kue.
Kalau diplot ke Kurva Lorenz, garisnya akan melengkung di bawah garis 45°

Pada Maret 2025, gini rasio menurut provinsi menunjukkan bahwa DKI Jakarta kini memegang predikat provinsi paling timpang di Indonesia, dengan rasio gini menanjak ke 0,44 meski kemiskinan turun, menandakan kesenjangan antara kaya dan miskin kian menganga. 
Gini ratio di daerah perkotaan pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,395 dan daerah perdesaan pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,299, Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran di wilayah perkotaan jauh lebih besar dibandingkan perdesaan, menandakan distribusi pendapatan/kemakmuran di kota lebih tidak merata daripada di desa. Kalau dilihat dari nilai gini perkotaan dan pedesaan masing-masing provinsi juga menunjukkan bahwa gini ratio di wilayah perkotaan umumnya memang lebih tinggi daripada di pedesaan. (BPS)
Indonesia mengalami lonjakan ketimpangan pada awal 2010-an, kemudian berhasil menurunkannya secara perlahan. Meski tren 2020-2025 relatif stabil, ketimpangan belum kembali ke level pra-2009.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, pada Maret 2025, distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 18,65 persen. Jika dirinci berdasarkan daerah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,64 persen. Sementara untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 21,75 persen. Dari seluruh pengeluaran masyarakat Indonesia, hanya 18,65 % yang dibelanjakan oleh 40 % penduduk termiskin. Meskipun dengan angka tersebut Indonesia termasuk ke dalam ketimpangan rendah, namun hal tersebut masih jauh dari kondisi ideal yang diinginkan.
Data gini rasio semua negara tahun 2025 cukup terbatas, sehingga perbandingan gini rasio didasarkan tahun 2024, meskipun masih terdapat beberapa negara yang tidak tersedia datanya. 
Berdasarkan ourworld in data menunjukkan Indonesia berada di kelompok menengah, sedikit di atas rata-rata global. Ini berarti ketimpangan pendapatan di Indonesia lebih tinggi daripada banyak negara Eropa. 
Kemudian secara lebih rinci sebagai berikut :
Indonesia berada pada peringkat ke-55, mirip dengan Filipina dan lebih timpang dari negara Thailand, kemudian negara dengan ketimpangan paling rendah adalah Slowakia. Indonesia berada di posisi menengah global, artinya ketimpangan pendapatannya jauh lebih baik dibanding negara Amerika Latin atau sebagian besar Afrika, tetapi juga belum se-merata negara-negara Eropa.

Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat, kalau ada kritik saran dan perbaikan silakan sampaikan melalui komentar atau email penulis yang tertera pada laman "About" blog.

Referensi :
Anas, M., Riani, L. P., & Lianawati, D. (2020, August). Potret Ketimpangan Distribusi Pendapatan Di Indonesia Tahun 2018 Dengan Indikator Rasio Gini, Kurva Lorentz, dan Ukuran Bank Dunia. In Prosiding Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi (SENMEA) (Vol. 4, No. 1, pp. 72-83). Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.
berkas.dpr.go.id
bps.go.id
Fajar, Muhammad. (2019). Rasio Gini (Pendapatan Versus Pengeluaran Konsumsi). 10.13140/RG.2.2.19704.49921.
ourworldindata.org
Rini, G. A. M. C., Suciptawati, N., & Ari Utari, I. A. (2022). Identifikasi faktor yang memengaruhi gini ratio di Indonesia. E-Jurnal Matematika, 11 (3), 160–166.

Ayo Sekolah!

Cerita dari sudut pandang seorang mahasiswa kedinasan 

Beruntung nya saat pertama masuk sekolah ini saya punya tujuan, saya punya kesedihan, saya punya penyesalan, saya punya keinginan....

Perasaan bangga, optimis, dan penuh semangat terus membara di tahun pertama perkuliahan, ekspektasi tentang pengabdian pada negara dan masyarakat terus menyala, rasanya melihat keadaan sekitar penuh rasa bangga 

Rasa kagum pada teman yang mampu berbahasa inggris layaknya native, rasa bangga melihat teman yang peduli pada keadaan negara dan punya cita-cita besar untuk kemajuan negara, rasa kagum begitu besar hingga saya merasa tempat ini begitu ideal.

Idealisme yang saya pikirkan terasa cukup untuk digapai, sehingga terkadang membuat saya tidak terima jika ada yang menjelekkan, karena saya merasa tempat ini sempurna, isinya orang-orang baik, orang-orang pintar, orang-orang keren, dan orang-orang dengan jiwa yang baik untuk masyarakat.

Lambat Laun, layaknya gerimis yang sedikit demi sedikit membasahi baju, kemudian basah kuyup, lalu jatuh sakit, begitu pula proses kesadaran ini bahwa tidak ada tempat dengan idealisme seperti itu, sadar akan klise-klise dunia.

Saya mulai merasa dan bertanya, sekolah di kedinasan yang isinya orang-orang pintar membuat kalian merasa seperti apa?

Orang paling pintar di Indonesia? Bisa balas dendam pada mantan? Bisa mencari pasangan hidup yang kaya? Merasa tinggi? Bisa jadi orang kaya raya? Terlihat sempurna karena pintar dan menawan?, maka satu pertanyaan yang ingin saya masukkan dalam survei dan seharusnya menjadi pertanyaan dasar, karena sering kali ditanyakan di awal perkuliahan, Apa tujuan kalian memilih atau berkuliah disini?


Pertanyaan ini tidak hanya muncul di lingkungan perkuliahan, tapi juga muncul di lingkungan perkantoran yang pernah saya dalami, alih-alih idealisme yang saya pikirkan terpuaskan justru idealisme itu rasanya hampir hancur, satu dua cerita, kejadian, dan pengalaman yang mencengangkan, sulit saya terima, walaupun pada akhirnya harus saya akui. Maka saya kembali bertanya, apa perasaan saat bekerja disini? merasa kaya kah?, pintar kah?, sibuk kah?, gila kah?. Kalau ada seseorang untuk ditanya, maka saya tanyakan lagi sebagaimana saat dia kuliah dulu, apa tujuan mau atau memilih bekerja disini?


Melihat keadaan sekitar, saya ragu orang-orang akan menjawab untuk kebermanfaatan atau untuk masyarakat, tapi selama saya tidak tau, perasaan optimis dan tidak putus asa ini selalu ada, perasaan kagum yang saya rasakan akan selalu ada, namun kesadaran ini membuat saya khawatir dan hampir tidak terbayangkan, apakah bisa saya jadi orang bermanfaat dengan ilmu statistik ini? sekedar memungut sampah di jalan saja saya takut!!! Iya takut, malu dan sebagainya.


Kapankah jarak idealisme dan realita itu semakin dekat, saya pun orang biasa yang berbicara ini tidak lain hanya mahasiswa yang baru hampir lulus, mohon doanya semoga lulus. Saya belum pernah melihat uang satu triliun, siapa yang bisa menebak keadaan saya saat melihat uang itu? apakah saya masih bisa berbicara seperti ini? apakah saya bisa beristighfar pada momen itu?, mohon doa nya semoga saya selalu diberi pertolongan Allah SWT.

Target saya, tahun 2027 semoga data administrasi dan registrasi sudah dapat di implementasikan, masyarakat tidak susah lagi diganggu, data akan lebih baik kualitasnya, dan kebijakan tentu akan mengikuti dampak baiknya, meskipun data bukan satu-satunya faktor kemajuan bangsa ini, tapi pada sudut inilah saya mencoba untuk maksimal berkontribusi.

Percaya atau tidak cerita ini bisa saja mirip bahkan sama persis dengan semua sekolah yang ada di Indonesia, jadi ambil hikmahnya ya!

Angka Harapan Hidup (Life Expentancy) Indonesia Tahun 2024

Angka Harapan Hidup (Life Expentancy) Indonesia Tahun 2024

Periode harapan hidup adalah metrik yang merangkum angka kematian di semua kelompok umur dalam satu tahun tertentu. Untuk suatu tahun tertentu, angka ini mewakili umur rata-rata sekelompok orang, jika mereka mengalami angka kematian berdasarkan usia yang sama sepanjang hidupnya dengan angka kematian berdasarkan usia yang terlihat pada tahun tersebut.
Angka harapan hidup (AHH) adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.(Padatuan et al, 2021).
Angka harapan hidup di indonesia sebesar 72,39 pada tahun 2024 berdasarkan data BPS, yang berarti bahwa rata-rata bayi yang lahir pada tahun tersebut diproyeksikan akan hidup hingga usia 72,39 tahun, dengan asumsi kondisi kesehatan, sosial, dan ekonomi tetap seperti saat ini sepanjang hidupnya.
AHH adalah indikator penting dalam mengukur kesejahteraan dan kualitas hidup suatu negara, karena dipengaruhi oleh faktor seperti kesehatan, gizi, layanan medis, kebersihan, serta faktor sosial dan ekonomi lainnya. Semakin tinggi angka harapan hidup, semakin baik kualitas kesehatan dan kesejahteraan penduduk di negara tersebut. Grafik AHH Indonesia dari tahun ke tahun menurut worldometers.info sebagai berikut :
AHH Indonesia sejak tahun 1960-an hingga proyeksi tahun 2025 terus mengalami peningkatan, yang artinya ada peningkatan kesehatan dan penurunan kematian, tren peningkatan ini juga terjadi hampir diseluruh negara di dunia. Namun jika dilihat dari pertumbuhan AHH pertahunnya menunjukkan tren yng menurun, artinya peningkatan AHH setiap tahunnnya lebih rendah, dan di prediksi akan menurun secara stagnan. Kemudian secara lebih rinci, berdasarkan data BPS berikut AHH menurut provinsi di Indonesia  :
AHH menurut provinsi di Indonesia paling tinggi dimiliki oleh D I yogyakarta, dan terendah Papua pegunungan. Perbedaan signifikan dalam AHH antara provinsi menunjukkan adanya disparitas dalam kualitas layanan kesehatan, pendidikan, dan faktor sosial-ekonomi lainnya. Upaya peningkatan kualitas hidup di daerah dengan AHH rendah memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Perbandingan AHH Indonesia tahun 2024 dibandingkan negara ASEAN, negara teratas dan terbawah berdasarkan data worldometers.info ditunjukkan gambar berikut :
Terlihat bahwa Indonesia berada di ranking 135 dari 200 negara dan yang terbaru pada laman worldometers peringkat Indonesia turun menjadi 138 pada tahun 2025, artinya AHH Indonesia masih cukup tertinggal dari negara lainnya, terutama dari negara tetangga seperti singapore. Secara umum peningkatan dan penurunan AHH berkaitan erat dengan kondisi suatu negara tersebut seperti Sistem Kesehatan, Sosial Ekonomi Demografi dan Lingkungan (Paramita et al, 2020).

WPP PBB memperkirakan angka harapan hidup di berbagai negara dengan menggunakan data angka kematian. Di negara-negara miskin, dimana data pencatatan kematian sering kali kurang, data dasar sering kali berasal dari survei rumah tangga nasional sebagaimana yang dilakukan oleh BPS Indonesia, yang kemudian digunakan untuk memperkirakan angka kematian dan angka harapan hidup.
Meskipun AHH masih jauh dari negara lainnya, namun tren peningkatan menunjukkan ada upaya yang positif dari semua pihak termasuk masyarakatnya, dan tren makanan sehat semakin dipedulikan. Hal ini menunjukkan adanya optimisme peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat indonesia.

Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat, kalau ada saran, komentar, kritik atau lainnya, silakan berikan pada kolom komentar dibawah, atau kontak penulis pada bagian “about”, see you on other article , bye with slightly happy 🙂


Referensi :
https://ourworldindata.org/
https://www.worldometers.info/
bps.go.id
Padatuan, A. B., Sifriyani, S., & Prangga, S. (2021). Pemodelan angka harapan hidup dan angka kematian bayi di kalimantan dengan regresi nonparametrik spline birespon. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan, 15(2), 283-296.
Paramita, S. A., Yamazaki, C., & Koyama, H. (2020). Determinants of life expectancy and clustering of provinces to improve life expectancy: an ecological study in Indonesia. BMC Public Health, 20, 1-8.

Apa Itu Standar Hidup Layak BPS ? (Lengkap dan Mudah Dipahami)

Apa Itu Standar Hidup Layak BPS !?

Apa itu standar hidup layak yang banyak di perbincangkan? dari segi bahasa terlihat seperti sebuah standar layak atau tidak. Namun jika itu dimensi pembentuk IPM maka lain maksudnya.

Oke kita awali dulu kronologi perkara Standar Hidup Layak ini..

IPM merupakan sebuah indeks yang banyak digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat, perhitungannya pun sudah biasa di dunia Internasional, begitu pula BPS mengacu perhitungan sesuai ketentuan UNDP yang dipakai secara Internasional. Nah dalam perhitungan indeks ini, sebagaimana yang banyak dipelajari di ilmu statistik dengan metode tertentu, bobot nya juga beragam dan sebagainya, silakan pelajari sendiri....

Nah didalam pembentukan indeks ada dimensi-dimensi yang membentuk nya yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Kemudian disetiap dimensi ada indikator yang membentuk nya juga.

Mari kita cermati dimana letak standar hidup layak ini!
Yup bisa diliat standar ini merupakan salah satu dimensi yang tidak tau angka layaknya berapa, jadi jelas angka yang beredar di media massa, bukan angka standar hidup layak yang dimaksud orang-orang, yah missleading bisa jadi, media tinggal kutip dan beropini, maka tidak masalah, dan mungkin ini jadi evaluasi bagi BPS agar mampu menyampaikan ke masyarakat yang rumit menjadi mudah, optimis pendidikan dan pemahaman Indonesia terus meningkat.

Lantas apa 1.02 juta itu?

Yup 1.02 juta itu merupakan rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Indonesia. poin ini harus diingat dulu! Tidak ada klaim yang mengatakan pengeluaran segini layak atau bagus dan sebagainya ya.

Oke lanjut, kemudian apa itu rata-rata pengeluaran per kapita? Yup bener sekali rata-rata pengeluaran 1 orang/1 kepala di Indonesia, membagi total pengeluaran untuk konsumsi dengan jumlah anggota rumah tangga. jadi klo di rumah tangga ada 4 orang maka 1,02 dikali 4 sekitar 4,08 juta dalam satu rumah tangga untuk konsumsi sehari-hari. Buset dikit banget 1 orang cuma segitu..., sebenernya kalau di analogikan rumah tangga mungkin masuk akal.

Tapi iya bener banget, itu dikit banget dan menunjukkan klo penduduk Indonesia belum sejahtera, itu lah ironinya, kita masuk G20 (20 PDRB tertinggi) tapi tidak banyak media yang mempublish pengeluaran per kapita atau PDB per kapita kita, yang menunjukkan kita belum sejahtera. Nilai itu bisa disebabkan oleh ketimpangan yang besar, penduduk miskin yang juga cukup tinggi, inflasi dan sebagainya, dan faktanya PDB Per Kapita Indonesia berada di peringkat ke-5 di ASEAN pada tahun 2023.

Makanya aneh kalau ada "citra baik" pemerintah dan sebagainya, justru dengan keluarnya angka itu terpampang jelas buruknya kita, kita belum sejahtera. tapi entah bagaimana hebatnya, makna nya justru jadi berkebalikan. Masyarakat nya sudah tau angkanya tapi malah tidak bisa memahami keburukan itu, sungguh senang jadi pemerintah Indonesia, baik buruknya negara kita masyarakat ga paham, cukup digiring dengan sesuatu yang instan maka jadilah sebuah pemahaman yang kadang salah.

BPS hanya mempublish data dan menyebarkan sesuai dengan keilmuan yang benar, tapi mungkin begini, BPS punya data baik buruknya negara ini, semua baik buruk itu sebenarnya sudah mereka publish di publikasi, web dan sebagainya, tapi tak banyak orang yang peduli dengan publikasi dan data sebanyak itu, akhirnya yang sampai ke masyarakat biasanya yang sengaja di frame baik oleh pihak tertentu. misal saat kemiskinan meningkat, jelas angka itu dapat ditemui di data BPS, tapi di berita-berita tidak ada, namun saat kemiskinan menurun tentu di data BPS juga ada, tapi di berita sedang viral.

Itu lah penting nya membaca data secara benar, agar di dunia ini kita tidak tergiring sesuatu yang salah dari opini pemerintah, opini komunitas, opini sekelompok orang, atau opini seseorang.

referensi :
bps.go.id
Tempo.co
katadata.co.id

Kondisi Kriminalitas Indonesia Tahun 2022 dan Perbandingannya dengan Negara Lain

Kondisi Kriminalitas Indonesia Tahun 2022
Kondisi kriminalitas di Indonesia bervariasi tergantung pada wilayah, jenis kejahatan, serta upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan. Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia antara lain pertumbuhan populasi, ketimpangan ekonomi, urbanisasi, dan akses terhadap pendidikan.
International Classification of Crime for Statistical Purposes (ICCS) dan KUHP mengkategorikan kejahatan pembunuhan sebagai bentuk kejahatan yang paling ekstrem dan memiliki tingkat keseriusan paling tinggi. Dengan demikian, ketersediaan indikator tentang jumlah kasus kejahatan pembunuhan dapat mengindikasikan lemah dan kurangnya tingkat keamanan di masyarakat. Selain itu, indikator terkait jumlah kasus kejahatan pembunuhan juga menunjukkan risiko yang dihadapi masyarakat terhadap kematian akibat pembunuhan. Berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia dalam publikasi BPS jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada tahun 2022 lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data BPS yang dikumpulkan melalui Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) korban kekerasan yang melaporkan kepada polisi semakin meningkat setiap tahunnya menunjukkan akses terhadap keadilan, sistem pelaporan, kesadaran untuk melapor, serta kepercayaan kepada pihak berwenang telah meningkat. Meskipun meningkat, hanya sekitar 50% korban kekerasan yang berani melaporkan kepada polisi, artinya tidak sedikit pula korban kekerasan yang masih belum percaya dengan sistem pelaporan terhadap tindak kejahatan kekerasan.
Begitu pula data proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan kekerasan lebih banyak dialami oleh Laki-laki dibandingkan perempuan, dan cenderung menurun tiap tahunnya, serta mengalami stagnansi pada tahun 2022. Cakupan kejahatan kekerasan yang dimaksud meliputi penganiayaan, pencurian dengan kekerasan, dan pelecehan seksual.
Kemudian dibandingkan dengan negara lainnya, Menurut Global Organized Crime Index Indonesia berada di peringkat 20 dari 193 negara, hal ini menunjukkan kondisi kriminalitas Indonesia yang tinggi dan mengkhawatirkan.
Secara detail kriminalitas di Indonesia dapat kita amati dari berbagai aspek menurut OCI yaitu : 
Manusia - Perdagangan manusia merupakan masalah yang mengkhawatirkan di Indonesia, yang merupakan negara asal, transit dan tujuan orang-orang yang diperdagangkan. Selain itu, pelaku perdagangan manusia mengeksploitasi perempuan dan anak perempuan dalam kerja paksa untuk menjadi pekerja rumah tangga, dan anak-anak mungkin dipaksa untuk berpartisipasi dalam perdagangan narkoba. Pandemi membuat kelas pekerja Indonesia lebih rentan, terutama perempuan dan anak-anak yang kehilangan tabungan dan lebih rentan terhadap eksploitasi. Warga negara Myanmar juga dilaporkan semakin rentan terhadap perdagangan manusia di Indonesia. Indonesia juga merupakan negara sumber, transit, dan tujuan penyelundupan manusia yang tinggi, yang seringkali dikaitkan dengan migrasi tenaga kerja, yang difasilitasi oleh agen perekrutan. Arus migrasi sepanjang jalur laut dari Indonesia ke Malaysia masih berbahaya dan terkadang berakibat fatal, dimana penyelundupan terutama difasilitasi oleh nelayan Indonesia yang mengangkut para pencari suaka.

Perdagangan - Proliferasi senjata telah mengakibatkan meningkatnya angka kekerasan dan konflik komunal di wilayah seperti Ambon, Maluku dan Poso di Sulawesi Tengah. Namun, pasar senjata lebih kecil di daerah lain di Indonesia, dan distribusi senjata ringan di Indonesia rendah dibandingkan dengan negara-negara di kawasannya. Barang palsu merupakan masalah besar di Indonesia, karena negara ini merupakan tempat transit barang palsu karena kedekatannya dengan Tiongkok dan pasar lokal untuk barang palsu. Indonesia telah ditandai sebagai negara yang menjadi perhatian internasional karena kurangnya perlindungan kekayaan intelektual dan tindakan penegakan hukum. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan lonjakan penjualan tembakau ilegal di negara-negara Asia, dan rokok menjadi salah satu barang yang paling sering diselundupkan di wilayah tersebut.

Lingkungan - Perdagangan kayu mempunyai dampak negatif yang besar terhadap lingkungan hidup, hubungan sosial dan perekonomian Indonesia, dengan hilangnya pendapatan bukan pajak sebesar miliaran dolar per tahun. Meskipun ada upaya untuk mengekang perdagangan kayu, termasuk penerapan sistem verifikasi legalitas kayu, penerapannya masih lemah, dan sistem hukum gagal menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan tersebut. Faktanya, penduduk setempat yang melakukan pembalakan liar sering kali dihukum, sementara mereka yang mendanai dan mengambil keuntungan dari pembalakan liar menghindari tuntutan.
Indonesia juga menghadapi perdagangan satwa liar ilegal secara besar-besaran, dengan pemburu liar yang mengincar spesies langka seperti harimau, trenggiling, kakatua, dan orangutan. Pasar ini merupakan salah satu pasar kriminal terbesar di negara ini, yang memiliki banyak tumpang tindih dengan pasar perdagangan satwa liar yang sah.
Penambangan ilegal dan pengeboran sumber daya tak terbarukan merupakan permasalahan besar di Indonesia, dimana jutaan orang berpartisipasi di seluruh negeri. Pasar pertambangan ilegal menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya, menjadikannya salah satu pasar kriminal paling signifikan di Indonesia dan Asia Tenggara. Sumatera Selatan, yang merupakan rumah bagi cadangan batu bara terbesar di Indonesia, memiliki ratusan ribu hektar lahan yang ditempati oleh operasi penambangan ilegal.

Narkoba - Perdagangan narkoba merupakan pasar kriminal yang cukup besar di Indonesia, namun perdagangan heroin relatif kecil dibandingkan negara-negara lain di kawasannya. Bali adalah salah satu tempat paling populer untuk konsumsi kokain dan penggunaan narkoba lainnya. Meskipun penggunaan kokain di Indonesia tergolong moderat, narkoba semakin banyak dijual melalui platform media sosial dan diangkut melalui pos. Perdagangan narkoba sintetis di Indonesia sedang berkembang pesat, dengan metamfetamin menjadi narkoba yang paling banyak digunakan dan disita. Perdagangan obat-obatan sintetik terus menjadi lebih lazim, dan konsumsi obat-obatan secara umum telah meningkat secara signifikan di negara ini.

Kejahatan Siber (Cyber-Dependent Crimes) Indonesia merupakan salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar di dunia, namun kerentanannya terhadap serangan siber semakin mengkhawatirkan. Selama pandemi COVID-19, serangan siber meningkat lima kali lipat, sehingga regulasi dan penegakan perlindungan data menjadi semakin sulit, terutama ketika pemerintah dituduh menggunakan malware siber dan perangkat lunak pengawasan untuk melawan para pengkritiknya. Penjahat dunia maya telah memanfaatkan pandemi ini dengan membuat aplikasi palsu untuk memantau COVID-19, yang mengakibatkan korban yang tidak menaruh curiga secara tidak sengaja memasang malware di perangkat mereka.

Kejahatan Keuangan - Sindikat kejahatan keuangan terus-menerus menemukan cara-cara baru untuk menyusup ke sistem keuangan demi mendapatkan keuntungan, dan banyak bank di kawasan Asia-Pasifik melaporkan bahwa layanan digital baru telah menyebabkan peningkatan kerugian akibat penipuan keuangan online.

Pelaku Kriminal - Kelompok-kelompok mafia terlibat dalam berbagai sektor, termasuk properti, perjudian, narkoba, dealer mobil, kehutanan, pertambangan dan manufaktur. Kelompok bergaya mafia lainnya di Indonesia termasuk milisi bergaya paramiliter, yang memiliki sejarah panjang di negara ini dan terkait dengan elit polisi dan militer, atau dengan persaingan antara partai politik daerah dan nasional. Aktor-aktor yang terikat pada negara memiliki kendali yang besar terhadap pasar kriminal di Indonesia, dan korupsi merajalela baik di tingkat nasional maupun regional. Petugas penjara dan petugas pengawas perbatasan diyakini memfasilitasi operasi perdagangan narkoba. Aktor-aktor yang melekat pada negara juga tampaknya mempengaruhi proses demokrasi dengan membeli suara untuk memperoleh posisi politik yang strategis. 
Jaringan kriminal sangat penting di Indonesia dan diyakini terlibat dalam berbagai bentuk kejahatan terorganisir, termasuk perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan terorisme. Jaringan tersebut seringkali mempengaruhi proses demokrasi dengan berpartisipasi dalam kampanye politik dan membeli suara. Jaringan kriminal perdagangan manusia diyakini banyak terdapat di daerah pedesaan, khususnya di wilayah timur Indonesia. Aktor kriminal asing banyak terlibat dalam perdagangan manusia dan pasar narkoba di Indonesia. Organisasi Tiongkok dan Myanmar dilaporkan mendanai produksi metamfetamin di Myanmar dan mengangkut obat-obatan tersebut melalui Malaysia ke Indonesia. Pelaku kriminal asing dan lokal di Indonesia dikabarkan memiliki tingkat interaksi yang tinggi. Perusahaan swasta menguasai sebagian besar wilayah negara, seringkali membayar polisi dan militer untuk menjaga konsesi mereka di bidang pertambangan dan industri penebangan kayu, yang mengakibatkan penganiayaan terhadap masyarakat lokal.

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat, jika ada pertanyaan, saran dan kritik bisa disampaikan melalui komentar atau email penulis (About me), thats it see you, tq :)

Referensi :
bps.go.id
ocindex.net

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Tahun 2024 serta Perbandingannya dengan Negara Lain

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Tahun 2024
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara jumlah pengangguran dengan total angkatan kerja, menunjukkan persentase angkatan kerja yang termasuk ke dalam pengangguran. TPT yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja/pengangguran. Contoh : TPT suatu provinsi sebesar 5 persen artinya sebanyak 5 persen dari seluruh angkatan kerja disuatu provinsi merupakan pengangguran. Jika jumlah angkatan kerja suatu provinsi 100 orang maka 5 orangnya merupakan pengangguran.
Penjelasan terkait definisi pengangguran atau kriteria orang yang termasuk pengangguran telah dijelaskan sebelumnya pada postingan terkait "Jumlah Pengangguran di Indonesia dari Tahun ke Tahun Sejak 2011 Hingga 2022"
Keadaan TPT di Indonesia dijelaskan menggunakan data terbaru pada Februari 2024. TPT di Indonesia menurut provinsi digambarkan pada peta sebagai berikut :
*peta tidak menggambarkan wilayah provinsi baru
Gambar tersebut menunjukkan beberapa provinsi di indonesia seperti Aceh, DK Jakarta, Kalimantan Timur, Papua dan lainnya memiliki TPT bernilai 5,1%-7%, kemudian provinsi yang memiliki nilai TPT pada rentang 3,3%-5,1% seperti Lampung, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Papua Barat dan lainnya. Provinsi yang memiliki nilai TPT pada rentang 1,9%-3,3%  adalah Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Bali, NTB, dan NTT. Sedangkan untuk provinsi baru yang merupakan pemekaran dari provinsi papua dan papua barat memiliki nilai TPT yaitu : Papua Barat Daya (6,02%), Papua Selatan (4,75%), Papua Tengah (2,49%), Papua Pegunungan (1,18%)

TPT indonesia dari tahun ke tahun sebagai berikut :
Gambar tersebut menunjukkan bahwa nilai TPT di Indonesia memiliki trend yang menurun, meskipun sempat terjadi lonjakan pada tahun 2020. Jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2024 sebanyak 149,38 juta orang artinya sebanyak 4,82% angkatan kerja atau sekitar 7,2 juta angkatan kerja merupakan pengangguran. Dikutip dari kemnaker.go.id dijelaskan bahwa penurunan pengangguran di Indonesia dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang masif dalam hal perbaikan iklim ketenagakerjaan, meskipun begitu pengangguran di Indonesia masih menjadi isu yang harus terus dipantau, terutama pengangguran di wilayah provinsi karena setiap wilayah memiliki tantangan dan potensi yang berbeda, penurunan pada tingkat nasional tidak mencerminkan keadaan pengangguran pada tingkat daerah.

TPT Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya sebagai berikut :
Berdasarkan data International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2024 menunjukkan nilai TPT di masing-masing negara menunjukkan bahwa Thailand memiliki TPT paling rendah dibandingkan negara lainnya, sedangkan Indonesia berada pada urutan 43 dibawah China.
Nilai TPT dapat dipengaruhi oleh penggunaan definisi yang berbeda di masing-masing negara, dikutip dari Bloomberg.com rendahnya pengangguran di Thailand disebabkan oleh berkembangnya pekerjaan di sektor pertanian di Thailand.

Pengangguran selalu menjadi isu penting di suatu wilayah karena sangat berkaitan dengan perekonomian suatu negara yang tentunya berimplikasi pada kesejahteraan penduduk suatu negara, pengangguran yang rendah menunjukkan tingginya penduduk yang dapat terserap sebagai pekerja dan mengindikasikan produktivitas penduduk yang tinggi. 

Terima Kasii kepada pembaca semoga bermanfaat, silakan tinggalkan komentar saran dan kritiknya ya, biar penulis jadi lebih baik, byeee awesome people :)

Sumber :
bps.go.id
International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2024

Penduduk Indonesia Tahun 2023

Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2023
Penduduk Indonesia sangat berarti, karna banyak nya penduduk bisa menjadi suatu kekuatan yang besar dan menguntungkan bagi suatu negara, contohnya pada bidang ekonomi dimana semakin banyak penduduk dapat meningkatkan pendapatan suatu negara, atau dalam hal sumber daya manusia yang juga akan lebih menguntungkan jika dikelola dengan baik dan benar.
Penduduk Indonesia pada tahun 2023 dapat diuraikan menjadi beberapa kelompok umur. Setiap kelompok umur mewakili ciri atau pola pikir serta tingkah laku yang berbeda, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi juga berbeda-beda. Contohnya era kakek nenek kita berbeda dengan era gen z zaman sekarang, dimana zaman dahulu belum terpapar teknologi se-masif zaman sekarang, sedangkan anak muda zaman sekarang terutama gen z, hari-hari nya tidak lepas dengan teknologi yang mengisi kehidupannya secara positif maupun negatif. maka kita bisa lihat pola tingkah laku keduanya berbeda, kakek nenek kita tentu cenderung tidak terlalu tentang gadget, sedangkan kita tentu tidak lepas bahkan banyak urusan kita yang bergantung pada gadget, saat zaman dahulu orang-orang berbondong-bondong mencari informasi di buku perpustakaan, kita dengan mudah nya mencari informasi melalui internet yang bisa menghapus batas ruang dan waktu, jendela dunia yang kita lihat bahkan lebih luas, dan dengan berbagai perspektif yang beragam pula.
Kelompok umur 15-64 tahun merupakan kelompok umur yang sangat berharga bagi indonesia, karena pada kelompok ini tonggak peran-peran penting pemerintahan, perekonomian, ketenagakerjaan, penelitian dan lainnya akan dilimpahkan di masa yang akan datang serta di jalankan di masa kini, maka perlu dikawal dan diawasi dengan dengan sepenuh hati agar generasi kini dan di masa yang akan datang tidak rusak oleh pihak-pihak yang dapat memecahbelah bangsa dan negara Indonesia. Kelompok umur ini disebut juga kelompok umur produktif yang digadang-gadang akan menyebabkan bonus demografi yang sangat ditunggu-tunggu oleh suatu negara.
Namun bonus demografi tidak serta merta dapat dihadapi dengan penuh suka cita, adapula khawatir yang membelenggu jiwa, masih banyak evaluasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan mimpi besar bangsa, maka ini jadi tanggung jawab kita bersama, seluruh pihak yang merasa cinta dan peduli terhadap bangsa Indonesia. Selain kuantitas penduduk, kualitas penduduk juga merupakan hal terpenting dalam mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai pancasila, beragama, beragam, persatuan, menjunjung keadilan, inovatif, kreatif, ilmiah, sistematis, dan cepat beradaptasi dengan teknologi dan perkembangan zaman.
Update terakhir tanggal 10 maret 2023, Data BPS terkait jumlah penduduk tahun 2022 menurut kelompok umur ditunjukkan pada gambar berikut :
Dari gambar tersebut secara gamblang menunjukkan bahwa kelompok umur produktif Indonesia berlimpah, dan menjadi indikasi pemanfaatan secara tepat sumber daya manusia harus ditegakkan. Selanjutnya perbedaan pola pikir serta tingkah laku pada setiap kelompok generasi disajikan oleh teori-teori pengelompokkan generasi dari jurnal (Putra, 2016) berikut :
Perbedaaan karakteristik pada setiap generasi tercermin dalam sudut pandang atau cara memandang yang berbeda generasi baby boomer cenderung penuh aturan dan berpikir secara terpadu, sedangkan generasi X cenderung berpikir jangka menengah dan berpusat pada diri sendiri, begitu pula gen Y yang egois serta jangka pendek, dan gen Z bahkan tidak memiliki rasa komitmen namun bebahagia dengan apa yang dimiliki dan jalani apa yang ada saat ini.
Lalu dari segi tujuan, baby boomer punya tujuan untuk berada pada tempat yang kokoh dan solid satu sama lain, sedangkan gen X multi-lingkungan dan mencari posisi yang aman, berbeda dengan gen X yang penuh persaingan untuk mencapai posisi pemimpin, dan gen Z justru terlihat lebih santai dengan hidup sesuai apa yang sedang dijalani saat ini.
Begitu pula perbedaan pada aspek lainnya yang dapat teman-teman temukan sendiri pada banyak jurnal dan publikasi terkait perbedaan karakteristik generasi.

Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat, berikan komentar, kritik, dan saran nya ya untuk perbaikan diri penulis dan konten-konten bacaan yang dibuat nya. see you gaiss, semoga bahagia dan sehat selalu....luvv...

Referensi :
Putra, Y. S. (2016). Teori Perbedaan Generasi.”: 12.
BPS.go.id