Cerita Indonesia

Cerita seru Indonesia berdasarkan sudut pandang penulis yang lahir dan bangga sebagai anak Indonesia.

Belajar

Kewajiban dan Kebutuhan Manusia untuk belajar tentang berbagai studi menarik bagi penulis, semoga kalian juga tertarik.

Pemrograman

Ilmu yang menarik dan sangat berguna bagi kehidupan komputasi penulis dan kalian semua.

Tutorial

Semua hal menarik dalam hidup yang perlu dilakukan dengan hati-hati dan diperlukan wawasan agar dapat melakukan sesuatu dengan mudah.

Resep

Hobi penulis dan ketertarikan penulis akan resep-resep ibu yang sangat lezat.

Kumpulan Soal Probability Sampling Metode Penarikan Sampel

Kumpulan Soal Metode Penarikan Sampel
1. Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui rata-rata hasil panen kentang di Kota A. Dari total 34 petani, 10 petani dipilih dengan systematic random sampling dan datanya adalah sebagai berikut:

No

Panen Kentang (Kg)

1

165

2

157

3

160

4

148

5

173

6

155

7

156

8

165

9

156

10

170

Hitunglah estimasi rata-rata dan estimasi varians rata-rata hasil panen kentang di kota tersebut serta perkirakan total hasil panen kentang di kota tersebut dalam selang kepercayaan 95%, menggunakan metode Successive Difference Model (SDM) !
Pembahasan :
- Perkiraan total hasil panen kentang di kota A dalam selang kepercayaan 95%
2. Berikut adalah hasil panen (dalam 10 kg) dari 7 pohon buah di suatu desa :

No.urut

Jumlah Pohon (Xi)

Hasil Panen (Yi)

1

50

60

2

30

35

3

40

44

4

20

22

5

26

30

6

25

27

7

45

48

Total

236

266

Berdasarkan data tersebut, bila sampel yang diambil adalah no urut 5 dan 7, perkirakan total hasil panen buah dan variannya di desa itu dengan metode terurut Des Raj!
Pembahasan : 

No urut

Jumlah Pohon (Xi)

Hasil Panen (Yi)

5

26

30

7

45

48





3. Berdasarkan data nomor 2, perkirakan rata-rata hasil panen buah di desa tersebut dan RSE nya dengan metode terurut Des Raj !
Pembahasan :
4. Suatu jurusan FMIPA di universitas x terdiri dari 8 cluster prodi, diambil sampel secara acak sebanyak 3 cluster prodi, kemudian dilakukan pengukuran terhadap tiga mahasiswa setiap prodi pada cluster prodi terpilih.

Klaster Prodi

Mahasiswa

Jam Belajar

Matematika

1

1

 

2

2

 

3

4

Biologi

1

3

 

2

5

 

3

2

Fisika

1

6

 

2

1

 

3

3

Perkirakan rata-rata jam belajar mahasiswa jurusan FMIPA di tiap prodi !
Pembahasan :

 

Matematika

Biologi

Fisika

1

1

3

6

2

2

5

1

3

4

2

3

mean

2.34

3.34

3.34

- Estimasi Rata-rata Jam belajar tiap mahasiswa di Jurusan FMIPA
5. Suatu jurusan FMIPA di universitas x terdiri dari 8 cluster prodi, diambil sampel secara acak sebanyak 3 cluster prodi, kemudian dilakukan pengukuran terhadap mahasiswa setiap prodi pada cluster prodi terpilih.

Klaster Prodi

Mahasiswa

Jam Belajar

Matematika

1

1

 

2

2

 

3

1

 

4

4

Biologi

1

3

 

2

5

 

3

2

 

4

3

 

5

2

 

6

3

Fisika

1

6

 

2

1

 

3

3

 

4

2

 

5

2

Perkirakan rata-rata jam belajar mahasiswa jurusan FMIPA di tiap prodi dengan metode estimasi yang Unbiased, jika sudah diketahui rata-rata mahasiswa dalam cluster nya 24 Mahasiswa !
Pembahasan :
Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat, jika ada saran, kritik, dan pertanyaan silakan tinggalkan komentar, suara kalian sangat berarti, you are the greatest people...

Cara mencari data-data di web bps.go.id agar sesuai keinginan

Cara mencari data-data di web bps.go.id
Data merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan masyarakat, data seringkali digunakan untuk penelitian ataupun skripsi mahasiswa, data juga seringkali menjadi alat analisis bagi suatu perusahaan yang sangat berguna untuk menunjang kebijakan yang tepat agar mendapatkan keuntungan maksimal. Data-data yang dirilis BPS merupakan data official statistics yang berguna untuk memantau kebijakan yang telah dilakukan pemerintah, layanan publik dan menjadi rujukan pemerintah dalam membuat kebijakan yang rasional berdasarkan data. Maka data BPS sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, namun seringkali kita bingung dalam mencari data BPS tersebut, karena variabel yang begitu kompleks serta tidak memahami fitur yang ada pada web bps.go.id, berikut akan saya sajikan cara mencari data-data di web bps dengan beberapa fitur yang tersedia :
1. Buka web  BPS
2. Ada beberapa fitur yang biasa digunakan untuk melakukan pencarian data seperti gambar berikut (Rekomendasi Penulis pada Poin 3)
3. Pencarian melalui Menu Publikasi pada poin 1 di gambar sebelumnya
Pada menu ini kalian bisa mencari langsung menuliskan kata kunci dan tahun yang ingin kalian cari, setelah kalian klik "tampilkan" web akan memunculkan beberapa publikasi yang terkait dengan kata kunci yang kalian cari, namun kalian masih harus membaca isi publikasi untuk mendapatkan data yang diinginkan.
4. Pencarian melalui kolom Pencarian pada poin 2 di gambar sebelumnya
Melalui kolom pencarian kalian cukup tuliskan saja data yang ingin kalian cari di kolom "Cari Data" lalu klik "Cari", maka akan keluar data-data yang berkaitan dengan data yang kalian cari, pada menu ini kalian dapat menggunakan beberapa Filter Data seperti Jenis Konten, Wilayah, Tahun, dan Pencarian berdasarkan Judul saja atau tidak. namun, kalian akan disajikan banyak rekomendasi yang kompleks sehingga terkadang kalian harus mencari dengan cermat data-data tersebut.
5. Pencarian dengan memanfaatkan judul besar statistik dasar pada poin 3 di gambar sebelumnya
Dengan menu ini kalian harus mencari judul besar yang sesuai dengan data yang ingin kalian cari, contohnya data "Pengangguran" berada di judul besar "Tenaga Kerja", maka klik "Tenaga Kerja" di bagian Sosial dan Kependudukan dan akan muncul gambar berikut :
Pada tampilan tersebut terdapat beberapa fitur yaitu Konsep, Metodologi, Tabel/Indikator, Publikasi, Tabel Dinamis, Pranala Luar. Kalian dapat mencari data yang diinginkan pada Tabel/Indikator yang memiliki judul yang sesuai dengan data yang kalian cari, namun fitur yang lebih lengkap untuk mencari data adalah "Tabel Dinamis". Gambar berikut menunjukkan banyak filter yang mudah digunakan. Contoh saya ingin mencari "Jumlah Pengangguran" dari tahun 2018-2022 di bulan Agustus. 
Setelah memilih sesuai keinginan lalu klik "Tambah" dan akan muncul tampilan berikut :
Setelah klik "Tambah", Pilih Variabel Jumlah (Ribu Orang) dan Tata Letak Tabel kemudian Klik "Submit", maka muncul tampilan tabel data berikut :
Data siap diunduh sesuai format yang diinginkan
Sebenarnya saat mencari data di google pencarian, beberapa data bps akan muncul dan direkomendasikan kepada kalian, namun seringkali data tersebut kurang sesuai dengan keinginan kalian, maka kalian dapat melakukan pencarian langsung di web bps.go.id menggunakan beberapa fitur yang telah saya jelaskan diatas, dan menu-menu di web bps.go.id lainnya dapat kalian eksplor sendiri yang juga menyediakan informasi-informasi data penting.

Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat, jika ada saran, kritik, dan pertanyaan silakan sampaikan di kolom komentar, feedback kalian sangat berarti, see you guys..

Jumlah Pengangguran di Indonesia dari Tahun ke Tahun Sejak 2011 Hingga 2022

Jumlah Pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun
Konsep Pengangguran yang digunakan BPS berdasarkan "An ILO Manual on Concepts and Methods", Pengangguran yaitu : (1) Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan. (2) Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha. (3) Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. (4) Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. Berikut beberapa dampak yang timbul oleh pengangguran (Franita dan Fuadi, 2019) :
1. Ditinjau dari segi Ekonomi Pengangguran akan meningkatkan jumlah kemiskinan.
2. Ditinjau dari segi social, dengan banyaknya pengangguran yang terjadi maka akan meningkatnya jumlah kemiskinan, dan banyaknya pengemis, gelandangan, pengamen.
3. Ditinjau dari segi mental, dengan banyaknya penganguran maka rendahnya kepercayaan diri , keputusan asa, dan akan menimbulkan depresi.
4. Ditinjau dari segi politik maka akan banyaknya demonstrasi yang terjadi sehingga dunia politik menjadi tidak stabil.
5. Ditinjau dari segi keamanan, banyaknya pengangguran membuat para pengangur melakukan tindak kejahatan demi menghidupi perekonomiannya, seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan.
6. Banyaknya pengangguran juga dapat meningkatkan Pekerja Seks komersial dikalangan muda, karena demi menghidupi ekonominya.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia turun lumayan signifikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 dan pada tahun selanjutnya tidak mengalami perubahan yang signifikan, namun jumlah pengangguran Indonesia melonjak signifikan pada tahun 2020 akibat pandemi covid-19 dan mulai turun pada tahun 2021 dan tahun 2022 seiring menurunnya kasus covid-19. Berikut adalah beberapa faktor peyebab pengangguran (Franita dan Fuadi, 2019) :
1.Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja.
2.Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja.
3.Kurangnya informasi , dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari tau informasi tentang perusahaan yang memiliki kekurangan tenaga pekerja.
4.Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di kota, dan sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.
5.Masih belum maksimal nya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk meningkatkan softskill.
6.Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para pencari kerja mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.
Mengurangi jumlah angka pengangguran harus adanya kerjasama lembaga pendidikan, masyarakat, pemerintah dan lain – lain. Terimakasih telah membaca semoga bermanfaat, jika ada saran, kritik dan pertanyaan silakan tinggalkan komentar atau hubungi langsung kontak penulis yang tertera, feedback kalian sangat berarti bagi penulis, sampai jumpa..

Sumber : 
- bps.go.id
- Franita, Riska Dan Fuady, Andes.(2019). Analisa Pengangguran di Indonesia. Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) Volume 2 Desember 2019

Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Pada suatu waktu, teman-teman mungkin pernah bertanya, sebenarnya apa sih penyebab kemiskinan? dan kalo sudah tau penyebabnya tentu kita bisa menyelesaikannya. Barangkali itu pemikiran sederhana namun sangat bermakna, karena pertanyaan itu timbul saat kita semua merasa ingin berkontribusi dalam kehidupan masyarakat, rasanya kita ingin semua orang hidup damai dan berkecukupan. Nah berikut disajikan faktor-faktor penyebab kemiskinan yang dapat mengobati rasa penasaran teman-teman akan hal tersebut. Dikutip dari Jurnal Itang berjudul Faktor-faktor penyebab kemiskinan disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab kemiskinan diantaranya :
1).Pendidikan yang Rendah.
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.
2).Malas Bekerja.
Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan Seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk Bekerja.
3).Keterbatasan Sumber Alam.
Suatu masyarakat akan Dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi Memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering Dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya Miskin.
4). Terbatasnya Lapangan Kerja.
Keterbatasan lapangan Kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja Baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil Kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan Modal dan keterampilan.
5). Keterbatasan Modal.
Seseorang Miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi Alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang Mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh Penghasilan.
6. Beban Keluarga.
Seseorang yang mempunyai Anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha Peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena Semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat Tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.

Faktor faktor penyebab kemiskinan dari hasil penelitian, diantaranya :

a. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk (EDU)
Hasil penelitian Cameron (2000:175-176) tentang kemiskinan di Jawa yang menyimpulkan bahwa pengurangan kemis-kinan diasosiasikan dengan meningkatnya pencapaian pendidikan dan peningkatan penda-patan dari tenaga kerja terdidik. Hasil penelitian lain yang berbeda dengan penelitian ini adalah hasil penelitian Niskanen (1996:1-16) menunjukkan kemiskinan di AS menurun seiring meningkatnya pendidikan penduduk. Hasil penelitian Balisacan et.al (2003:329-351) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi kemiskinan. Dalam hal ini persentase orang dewasa yang bisa membaca dan menulis mempengaruhi pengurangan kemiskinan sebesar 0,129%.
b. Pendapatan Per kapita Penduduk (PC)
Hasil penelitian Iradian (2005:1-39)25 yang dilakukan pada 82 negara untuk tahun 1965-2003. Hasil penelitian-nya menunjukkan bahwa tingginya pertumbuhan pendapatan per kapita tidak akan terlalu berdampak apabila tidak disertai dengan perbaikan dalam hal distribusi pendapatan. Peru-bahan pendapatan per kapita mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kemiskinan. Hasil penelitian ini mengisyaratkan bahwa peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia hanya dinikmati oleh sebagian kecil penduduk. Sementara sebagian besar penduduk yang saat ini hidup dalam kemiskinan tidak menikmati capai tersebut. Dengan kata lain meskipun ekonomi tumbuh dengan baik, tetapi mereka tetap berada dalam kemiskinan.
Namun demikian hasil penelitian ini berlawan dengan hasil peneltian Balisacan et.al (2003:329-351)27 yang menunjukkan bahwa partumbuhan ekonomi mempengaruhi kemiskinan. Dalam hal ini pendapatan (standar hidup) orang miskin akan meningkat 7,74% sejalan dengan kenaikan 10% pendapatan pada tingkat kabupaten/kotamadya. Selain itu hasil penelitian Niskanen (1996:1-16) menunjukkan kemiskinan di AS menurun seiring meningkatnya penda-patan per kapita
c. Rasio Ketergantungan Penduduk
Hasil penelitian Knowles (2002:1) menyatakan bahwa meningkatnya rasio ketergantungan akan meningkatkan proporsi populasi yang hidup dalam kemiskinan. Angka kelahiran yang tinggi berimplikasi pada tingginya rasio ketergantungan. Negara-negara berkembang di Asia yang sukses mengurangi angka kelahiran, maka rasio ketergantungannya relatif rendah. Selain itu juga hasil penelitian Islam (2003:1-15) yang dilakukan di 23 negara berkembang menunjukkan hasil yang sama yaitu kemiskinan akan meningkat seiring dengan meningkatnya rasio ketergantungan. Word Bank (1978) menyatakan penyebab kemiskinan adalah adanya ledakan penduduk (population growth) yang tidak terkendali karena ledakan penduduk akan menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) yang tinggi.
d. Pertumbuhan Ekonomi (GRW)
Hasil penelitian World Bank (1990); Fields & Jakobson (1989); Ravallion (1995) dalam Tambunan (2001:75) menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mampu mengurangi munculnya kemiskinan. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi (growth oriented) justru hanya memicu munculnya kesenjangan pendapatan dan in-equality.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang selama ini dicapai oleh Indonesia ternyata tidak mampu mengurangi faktor penyebab kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi tersebut hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil orang di Indonesia. Efeknya akan memuncul-kan kemiskinan struktural dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil orang kaya, sementara bagian terbesar masyarakat yang tetap miskin. Keadaan ini sesuai dengan teori “trade off between growth and equity” yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menimbulkan ketimpangan yang semakin besar dalam pembagian pendapatan atau makin tidak merata, dan sebaliknya upaya pemerataan dapat terwujud dalam pertum-buhan ekonomi yang rendah (Todaro, 2000:206).
Sebaliknya hasil penelitian ini berlawanan dengan pernyataan Bourguignon (2004:3-5) yang menjelaskan hubungan langsung yang mungkin terbentuk antara pembangunan, pertumbuhan dan distribusi pendapatan melalui teorinya “poverty-growth-inequality triangle”. Ia menya-takan bahwa pengurangan kemiskinan di suatu negara dan di waktu tertentu ditentukan secara penuh oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dan perubahan distribusi pendapatan. Hubungan ini sesuai dengan teori “tricle down effect” dimana bila ekonomi tumbuh, maka secara otomatis akan terjadi pemerataan hasil-hasil pemba-ngunan atau “perembesan” ke bawah sehingga hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati oleh kelompok miskin. Dengan demikian kaum miskin dapat keluar dari kemiskinannya.
e. Persentase Tenaga Kerja Di Sektor Pertanian (TKP)
Hasil penelitian Booth (2000:73-104) yang menunjukkan bahwa kemiskinan di pedesaan di Indonesia dapat berkurang dengan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian. Sehingga pembangunan pedesaan dan pertanian, dimana ada kenaikkan produktivitas per hektar atau pada rumah tangga.
Namun, hasil penelitian Islam (2003:1-15) yang dilakukan di 23 negara berkembang menunjukkan kemiskinan akan mening-kat seiring dengan meningkatnya persentase tenaga kerja di sektor pertanian. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Skoufias (2000) yang menyatakan bahwa konsumsi tenaga kerja sektor industri lebih besar dari konsumsi tenaga kerja sektor pertanian. Fakta ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja usaha kecil yang bergerak di sektor pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan produktifitas tenaga kerja usaha kecil yang bergerak di sektor industri.
f. Persentase Tenaga Kerja Disektor Industri (TKI)
Hasil penelitian Cameron (2000:175-176) menyatakan bahwa pengurangan kemiskinan di Jawa diasosiasikan dengan meningkatnya penigkatan pendapatan dari tenaga kerja terdidik dan pendapatan yang didapat pekerja di luar pertanian (sektor industri). Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian Islam (2003:1-15) yang dilakukan di 23 negara berkembang juga menunjukkan kemiskinan dapat berkurang seiring dengan meningkatnya persentase tenaga kerja di sektor industri.

Sumber : Itang.(2015).Faktor Faktor Penyebab Kemiskinan. Jurnal Keislaman, Kemasyarakaan dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 Januari-Juni 2015