Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Pada suatu waktu, teman-teman mungkin pernah bertanya, sebenarnya apa sih penyebab kemiskinan? dan kalo sudah tau penyebabnya tentu kita bisa menyelesaikannya. Barangkali itu pemikiran sederhana namun sangat bermakna, karena pertanyaan itu timbul saat kita semua merasa ingin berkontribusi dalam kehidupan masyarakat, rasanya kita ingin semua orang hidup damai dan berkecukupan. Nah berikut disajikan faktor-faktor penyebab kemiskinan yang dapat mengobati rasa penasaran teman-teman akan hal tersebut. Dikutip dari Jurnal Itang berjudul Faktor-faktor penyebab kemiskinan disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab kemiskinan diantaranya :
1).Pendidikan yang Rendah.
Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.
2).Malas Bekerja.
Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan Seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk Bekerja.
3).Keterbatasan Sumber Alam.
Suatu masyarakat akan Dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi Memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering Dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya Miskin.
4). Terbatasnya Lapangan Kerja.
Keterbatasan lapangan Kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerja Baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil Kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan Modal dan keterampilan.
5). Keterbatasan Modal.
Seseorang Miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi Alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang Mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh Penghasilan.
6. Beban Keluarga.
Seseorang yang mempunyai Anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha Peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena Semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat Tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.

Faktor faktor penyebab kemiskinan dari hasil penelitian, diantaranya :

a. Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk (EDU)
Hasil penelitian Cameron (2000:175-176) tentang kemiskinan di Jawa yang menyimpulkan bahwa pengurangan kemis-kinan diasosiasikan dengan meningkatnya pencapaian pendidikan dan peningkatan penda-patan dari tenaga kerja terdidik. Hasil penelitian lain yang berbeda dengan penelitian ini adalah hasil penelitian Niskanen (1996:1-16) menunjukkan kemiskinan di AS menurun seiring meningkatnya pendidikan penduduk. Hasil penelitian Balisacan et.al (2003:329-351) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi kemiskinan. Dalam hal ini persentase orang dewasa yang bisa membaca dan menulis mempengaruhi pengurangan kemiskinan sebesar 0,129%.
b. Pendapatan Per kapita Penduduk (PC)
Hasil penelitian Iradian (2005:1-39)25 yang dilakukan pada 82 negara untuk tahun 1965-2003. Hasil penelitian-nya menunjukkan bahwa tingginya pertumbuhan pendapatan per kapita tidak akan terlalu berdampak apabila tidak disertai dengan perbaikan dalam hal distribusi pendapatan. Peru-bahan pendapatan per kapita mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kemiskinan. Hasil penelitian ini mengisyaratkan bahwa peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia hanya dinikmati oleh sebagian kecil penduduk. Sementara sebagian besar penduduk yang saat ini hidup dalam kemiskinan tidak menikmati capai tersebut. Dengan kata lain meskipun ekonomi tumbuh dengan baik, tetapi mereka tetap berada dalam kemiskinan.
Namun demikian hasil penelitian ini berlawan dengan hasil peneltian Balisacan et.al (2003:329-351)27 yang menunjukkan bahwa partumbuhan ekonomi mempengaruhi kemiskinan. Dalam hal ini pendapatan (standar hidup) orang miskin akan meningkat 7,74% sejalan dengan kenaikan 10% pendapatan pada tingkat kabupaten/kotamadya. Selain itu hasil penelitian Niskanen (1996:1-16) menunjukkan kemiskinan di AS menurun seiring meningkatnya penda-patan per kapita
c. Rasio Ketergantungan Penduduk
Hasil penelitian Knowles (2002:1) menyatakan bahwa meningkatnya rasio ketergantungan akan meningkatkan proporsi populasi yang hidup dalam kemiskinan. Angka kelahiran yang tinggi berimplikasi pada tingginya rasio ketergantungan. Negara-negara berkembang di Asia yang sukses mengurangi angka kelahiran, maka rasio ketergantungannya relatif rendah. Selain itu juga hasil penelitian Islam (2003:1-15) yang dilakukan di 23 negara berkembang menunjukkan hasil yang sama yaitu kemiskinan akan meningkat seiring dengan meningkatnya rasio ketergantungan. Word Bank (1978) menyatakan penyebab kemiskinan adalah adanya ledakan penduduk (population growth) yang tidak terkendali karena ledakan penduduk akan menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) yang tinggi.
d. Pertumbuhan Ekonomi (GRW)
Hasil penelitian World Bank (1990); Fields & Jakobson (1989); Ravallion (1995) dalam Tambunan (2001:75) menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mampu mengurangi munculnya kemiskinan. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi (growth oriented) justru hanya memicu munculnya kesenjangan pendapatan dan in-equality.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang selama ini dicapai oleh Indonesia ternyata tidak mampu mengurangi faktor penyebab kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi tersebut hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil orang di Indonesia. Efeknya akan memuncul-kan kemiskinan struktural dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil orang kaya, sementara bagian terbesar masyarakat yang tetap miskin. Keadaan ini sesuai dengan teori “trade off between growth and equity” yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menimbulkan ketimpangan yang semakin besar dalam pembagian pendapatan atau makin tidak merata, dan sebaliknya upaya pemerataan dapat terwujud dalam pertum-buhan ekonomi yang rendah (Todaro, 2000:206).
Sebaliknya hasil penelitian ini berlawanan dengan pernyataan Bourguignon (2004:3-5) yang menjelaskan hubungan langsung yang mungkin terbentuk antara pembangunan, pertumbuhan dan distribusi pendapatan melalui teorinya “poverty-growth-inequality triangle”. Ia menya-takan bahwa pengurangan kemiskinan di suatu negara dan di waktu tertentu ditentukan secara penuh oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dan perubahan distribusi pendapatan. Hubungan ini sesuai dengan teori “tricle down effect” dimana bila ekonomi tumbuh, maka secara otomatis akan terjadi pemerataan hasil-hasil pemba-ngunan atau “perembesan” ke bawah sehingga hasil-hasil pembangunan dapat dinikmati oleh kelompok miskin. Dengan demikian kaum miskin dapat keluar dari kemiskinannya.
e. Persentase Tenaga Kerja Di Sektor Pertanian (TKP)
Hasil penelitian Booth (2000:73-104) yang menunjukkan bahwa kemiskinan di pedesaan di Indonesia dapat berkurang dengan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian. Sehingga pembangunan pedesaan dan pertanian, dimana ada kenaikkan produktivitas per hektar atau pada rumah tangga.
Namun, hasil penelitian Islam (2003:1-15) yang dilakukan di 23 negara berkembang menunjukkan kemiskinan akan mening-kat seiring dengan meningkatnya persentase tenaga kerja di sektor pertanian. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Skoufias (2000) yang menyatakan bahwa konsumsi tenaga kerja sektor industri lebih besar dari konsumsi tenaga kerja sektor pertanian. Fakta ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja usaha kecil yang bergerak di sektor pertanian lebih rendah jika dibandingkan dengan produktifitas tenaga kerja usaha kecil yang bergerak di sektor industri.
f. Persentase Tenaga Kerja Disektor Industri (TKI)
Hasil penelitian Cameron (2000:175-176) menyatakan bahwa pengurangan kemiskinan di Jawa diasosiasikan dengan meningkatnya penigkatan pendapatan dari tenaga kerja terdidik dan pendapatan yang didapat pekerja di luar pertanian (sektor industri). Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian Islam (2003:1-15) yang dilakukan di 23 negara berkembang juga menunjukkan kemiskinan dapat berkurang seiring dengan meningkatnya persentase tenaga kerja di sektor industri.

Sumber : Itang.(2015).Faktor Faktor Penyebab Kemiskinan. Jurnal Keislaman, Kemasyarakaan dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 Januari-Juni 2015

0 komentar:

Posting Komentar